Kamis, 21 Februari 2013

Tipografi (Typography)

Posted by Unknown at Kamis, Februari 21, 2013
Sejarah Tipografi

Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hieroglif pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus.
Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta, lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar keseluruh Eropa. Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad ke-8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi.
Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.

Pengertian Tipografi

Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang seni dan desain huruf (termasuk simbol) dalam aplikasinya untuk media komunikasi visual melalui metode penataan layout, bentuk, ukuran dan sifatnya sehingga pesan yang akan disampaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Secara modern, tipografi berkaitan dengan penataan huruf pada media elektronik, baik dari segi tampilan maupun outputnya ke berbagai media cetak. Sedangkan secara tradisional, tipografi berkaitan dengan penataan huruf melalui media manual berupa lempeng baja yang timbul atau karet (stempel) yang timbul yang berkenaan dengan tinta dan akan dituangkan ke permukaan kertas.

Ada beberapa tahapan yang harus diketahui dalam Tipografi, antara lain:
1.  Pengenalan Anatomi Huruf
2.  Pengenalan Bentuk dan Penerapannya pada Publikasi
3.  Mempelajari Legibility Teks dalam Publikasi

Anatomi Huruf

Dengan pembagian Anatomi tersebut, huruf dibagi menjadi 5 bentuk dasar, yaitu:
1.  Font Serif (Mempunyai serif/lentik diujungnya)
2.  Font Sans Serif (Sans artinya tidak ada, yang berarti tidak ada serif/lentik diujungnya)
3.  Font Slab Serif (Mendekati serif tetapi lentiknya patah)
4.  Script
5.  Decorative (Font yang didesain khusus dengan tema tertentu)

Ada beberapa aturan dalamTtipografi, antara lain:
1.   Untuk Readibility atau keterbacaan yang optimal pergunakan jenis huruf yang secara fisik sederhana dan umum sehingga mudah dikenali.
2.   Jangan terlalu banyak mempergunakan jenis huruf dalam sebuah design. Pergunakan maksimal 3 jenis huruf.
3.   Jangan takut mempergunakan satu jenis huruf saja. Karena satu jenis huruf tidak akan monoton bila digali potensi Type familynya.
4.   Untuk membedakan dan memberi penekanan pada informasi pergunakan Point Size yang berbeda sesuai dengan hirarki dan prioritas informasinya.
5.   Jangan membuat kolom untuk Body Text terlalu panjang, karena akan melelahkan mata. Panjang kolom ideal maksimal 10 cm.
6.   Point Size untuk Body Text jangan terlalu kecil karena sulit dibaca ataupun terlalu besar karena makan ruang. Idealnya adalah 9 sampai 12 point, walaupun bisa dibuat 8 sampai 15 point tergantung kebutuhan.
7.   Hindari pemakaian jenis huruf yang hampir sama, karena masyarakat umum belum tentu dapat menangkap perbedaannya.
8.   Teks yang ditulis dengan huruf capital atau Upper case semua akan lebih sulit dibaca dari pada pemakaian kombinasi Upper case dan Lower case.
9.   Kerning atau jarak antar huruf yang terlalu dekat atau terlalu jauh akan mengganggu kenyamanan membaca. Temukan jarak ideal sesuai dengan kenyamanan dan kebutuhan.
10. Leading atau jarak antar baris yang terlalu dekat atau terlalu jauh akan mengganggu kenyamanan membaca. Temukan jarak ideal sesuai dengan kenyamanan dan kebutuhan.
11. Untuk pembacaan optimal pergunakan komposisi baris teks atau Aligment yang umum seperti rata kiri, rata kanan, rata kiri-kanan dan rata tengah.
12. Huruf yang terlalu ramping atau Condensed dan terlalu lebar atau Expanded akan mengganggu kenyamanan membaca. Jadi pergunakan untuk kebutuhan yang khusus.
13. Jaga integritas ketikan dengan mengatur huruf dan kata pada Base Line atau garis dasar.
14. Untuk kemudahan baca atau Readibility apabila bekerja dengan warna, pastikan ada kontras warna yang cukup antara teks dengan Back ground.
15. Teks dengan warna tua dan Back ground dengan warna muda akan lebih mudah dibaca dari pada teks warna muda dengan Back ground warna tua.

The Art Of Type

Bila dilihat dari sisi keilmuan, Tipografi haruslah dipelajari dan dipergunakan sesuai dengan konsep dan teori yang berlaku. Namun bila dilihat dari sisi seni (dimana pada setiap orang memiliki “kadar” yang berbeda dalam hal nilai “estetika” dan Art), maka untuk menghasilkan sebuah design yang unik, hendaknya dipergunakan juga teknik Tipografi yang menarik untuk dipandang dan dilihat mata.


                                                   Contoh gambar Tipografi:





Beberapa teknik dasar untuk menghasilkan tipografi yang menarik, antara lain:

1. Teknik pemanfaatan ruang tertentu pada Font Utama Bagian dengan pemanfaatan ruang kosong pada huruf utama, untuk menempatkan huruf lain yang lebih kecil.
2. Teknik penggabungan huruf dengan karakteristik tebal dan tipis sebuah kata.
3. Teknik Kombinasi Huruf dengan Bentuk Tertentu (Shape).
4. Teknik Transformasi Angka. Prinsip dasar sebuah angka yang dapat dijadikan sebagai huruf.
5. Teknik penggunaan warna yang berbeda pada huruf. Dengan pewarnaan yang berbeda, meskipun tanpa penggunaan spasi, dua kata yang dijadikan tipografi (untuk logo misalnya) akan dapat terbaca. Pewarnaan yang berbeda juga dapat menjadi pemisahan sebuah kata yang ambigu (memiliki 2 makna).
6. Teknik Opacity & Transparansi warna yang berbeda pada Tipografi. Tipografi dengan efek opacity (ketebalan warna) digunakan sebagai penguat fokus teks utama. Selain memperkuat fokus teks utama, tipografi jenis ini digunakan juga sebagai penghias latar belakang (backgraound) sebuah design.
7. Teknik Penggunaan “Hirarki”, huruf yang lebih besar digunakan untuk judul utama (hal yang paling ingin disampaikan), sedangkan yang kecil sebagai teks pendukung.
8. Teknik Rotasi. Penggunaan teknik ini bertujuan untuk memberikan efek distorsi kemiringan pada tipografi, agar sebuah kata pada design lebih “menantang” untuk dibaca.
9. Teknik penggunaan font yang berbeda pada sebuah design.
10. Teknik ”Drop Cap” (penggunaan huruf awal yang lebih besar).
11. Teknik ”Kerned” (pengaturan jarak horizontal antar huruf). Pada bagian atas huruf dalam posisi normal dan terlihatbiasa, sedangkan pada bagian bawah, huruf terlihat lebih rapat. Teknik kerned ini cocok digunakan sebagai variasi ”penyempitan” ruang pada sebuah kata.
12. Teknik ”Rag” (perataan huruf perparagraf). Huruf dirangkai menjadi tidak teratur, karena tidak adanya perataan kanan, kiri, rata kiri-kanan dan rata tengah. Penggunaan teknik “Rag” meskipun tanpa perataan, huruf tetap menjadi lebih teratur dan terlihat lebih proporsional.
13. Teknik pemberian ruang yang besar pada satu tipografi. Dengan cara memberikan ruang yang cukup besar pada sebuah design, dapat membentuk sebuah nuansa hening, rapih dan elegan.
Beberapa hal yang harus dihindari dalam Tipografi, yaitu:
1. Huruf Serif digunakan secara Capital dalam Body text (Paragraph) terlalu banyak.
2. Menggunakan font Comic Sans pada publikasi serius dan yang tidak seharusnya.
3. Huruf Script digunakan untuk Body Text terlalu banyak.
4. Menarik (stretching) huruf sehingga terlihat lebih “horizontal” atau “vertikal” atau tidak professional dari ukuran font semula.

0 comment:

Posting Komentar

 

Illustration & Expectation★ Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting