Cara kerja
stasiun TV dimulai dari Departemen Programming. Departemen inilah yang
merencanakan & menentukan program apa yang akan ditayangkan, pada jam berapa
& siapa saja target pemirsanya. Lalu program itu apakah harus dibuat
sendiri secara inhouse, outsource, dibeli dari PH lokal atau harus di import
dari luar negeri. Jika dibeli dari luar negeri, program itu berupa cassete atau
berupa siaran langsung (live).
Bila program-program
itu telah dipilih & jadwal penayangannya telah ditentukan, maka bagian
Sales & Marketing yang akan memasarkan / menjualnya kepada calon pemasang
iklan. Slot-slot waktu yang tersedia untuk iklan kemudian diberi harga (rate
card), sedangkan jenis iklan yang ditawarkan bisa berupa video, graphic,
animasi, running text, iklan built in / blocking time. Itu semua tergantung
dari kesepakatan antara kedua belah pihak (pemasang iklan & operator
stasiun TV).
Jika program
harus dibuat sendiri secara in house, maka bagian Produksi kemudian akan
menyusun crew, membuat jadwal dan memproduksi program itu sesuai target waktu
yang telah ditentukan. Produksinya bisa dikerjakan didalam studio / diluar
studio, tergantung dari jenis program apa yang sedang dibuat. Setelah jadi
(dalam bentuk pita cassete / file hardisk) langkah berikutnya
adalah proses Pasca Produksi (Editing, Graphic & Quality Control). Bila telah
lolos dari Quality Control berarti program ini telah siap tayang & program
itu kemudian dikirim ke Playout untuk dimasukkan ke dalam daftar
tunggu (Play List). Nantinya, pada jam, menit & detik yang telah
ditentukan, program ini akan tayang sendiri secara otomatis berdasarkan
perintah dari software On Air Automation.
On Air Automation bekerja berdasarkan data entry yang
dimasukkan oleh bagian Traffic.
Jika fasilitasnya tersedia, bisa juga data itu berisi kapan running text,
graphic atau animasi iklan harus tampil bersama-sama dengan program (fasilitas
ini disebut dengan Secondary Event). Bagian Traffic biasanya berada dibawah
Sales dengan tujuan agar memudahkan koordinasi & kontrol terhadap
penayangan iklan. Sebab hal ini berakitan erat dengan masalah tagihan &
pembayaran iklan. Traffic / pengaturan lalu lintas program &
iklan ini cukup rumit, karena melibatkan banyak pihak (Programming, Sales,
Finance & Teknik) sehingga diperlukan software khusus untuk membantu
mempermudah teknis operasionalnya.
Ketika semuanya
sudah tersusun rapih & kemudian di run, maka Playout akan secara otomatis
menayangkan program & iklan itu secara berurutan sesuai jadwal yang telah
tersusun dalam Play List. Sinyal audio & video yang keluar dari Playout kemudian
dipilih oleh Master Switcher untuk selanjutnya dikirim ke Pemancar untuk dipancarkan. Dibutuhkan sebuah
alat yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal dari Studio ke Pemancar, yang
disebut dengan STL (Studio
to Transmitter Link) sebagaimana diperlihatkan dalam gambar diagram di bawah
ini.
Gambar diagram prinsip kerja stasiun televisi.
Dalam menyusun
urutan program sering kali terdapat slot waktu untuk siaran langsung (live), baik
yang berasal dari dalam / luar studio. Sementara itu siaran langsung biasanya
waktunya sering tidak pasti, dalam arti bisa maju / mundur beberapa menit /
detik. Oleh karena itu didalam software On Air Automation umumnya telah tersedia fasilitas yang
mampu menyesuaikan maju mundurnya waktu penayangan program siaran langsung ini.
Siaran langsung
dari luar studio umumnya menggunakan jalur Fiber Optic, Satelit / Microwave Link sebagai sarana untuk mengirimkan
sinyal dari lokasi ke studio. Sinyal-sinyal yang berasal dari luar ini dipilih
melalui Routing Switcher dan kemudian harus di sinkronkan
terlebih dahulu dengan standar sinyal eksisting yang ada didalam studio.
Perangkat yang berfungsi untuk mensinkronisasi sinyal video ini disebut Frame Synchronizer. Selanjutnya,
untuk mengukur kualitas sinyal-sinyal dari luar itu digunakan peralatan video
monitoring berupa Waveform dan Vectorscope.
Didalam siaran berita sering kali disisipi dengan laporan langsung
dari lokasi. Maka sinyal dari lokasi ini harus dikirim terlebih dahulu ke
studio, kemudian digabungkan dengan pembaca berita (terkadang disisipi text
& gambar-gambar graphic), baru kemudian diteruskan ke Master Switcher untuk
disisipi logo, running text / iklan animasi (bila ada) & selanjutnya
output dari Master Switcher dikirim ke Pemancar.
Jika ukuran Studio itu cukup besar maka bisa digunakan
untuk memproduksi program-program hiburan seperti talk show, kuis, kontes /
live music atau acara-acara lain yang agak kolosal. Tapi itu semua tergantung
dari visi & misi dari stasiun TV itu sendiri.
Studio sering pula digunakan untuk keperluan
rekaman (taping). Hasil rekamannya kemudian diproses dijajaran Pasca Produksi
untuk menjalani proses editing. Misalnya gambar-gambar yang tidak perlu harus
dibuang, suara yang lemah diperkuat atau yang terlalu kuat dikurangi, kemudian
diberi tulisan / graphic agar tampilannya lebih menarik atau diberi sisipan
suara (dubbing / voice over) bila perlu. Setelah proses itu semua selesai
kemudian materinya diserahkan ke bagian Quality Control untuk diperiksa kualitasnya.
Bila telah lolos Quality Control, barulah dikirim ke Play Out untuk dimasukkan
ke dalam daftar tunggu (Play List). Pada waktu yang telah ditentukan, program ini
kemudian akan tayang sendiri secara otomatis atas perintah software On Air Automation.
1 comment:
owh jadi itu cara on air automation bekerja
Posting Komentar